A. Menjelaskan dan memahami bagaimana Akuntansi
Internasional berbeda dari akuntansi lainnya.
Seiring dengan bisnis dan pasar keuangan yang telah
banyak menuju internasionalisasi, begitu juga dengan perbedaan dalam akuntansi internasional
yang menjadi lebih penting dari sudut pandang analisis pernyataan keuangan
internasional. Perbedaan akuntansi internasional membawa sejumlah permasalahan
dari sudut pandang analisis keuangan.
a.
Pertama, sebagai usaha untuk menilai perusahaan asing,
ada kecenderungan untuk melihat pendapatan dan data finansial yang lain dari
sudut pandang negara asalnya, dan karena adanya bahaya dari mengabaikan efek
dari perbedaan akuntansi. Kecuali perbedaan signifikan yang diambil ke dalam
akun, mungkin dengan beberapa keterlibatan pernyataan ulang, ini mungkin
mempunyai konsekuensi yang sangat serius.
“in an effort to assess foreign
companies, there is a tendency to look at revenues and other financial data
from the standpoint of their home country, and because of the danger of
ignoring the effects of accounting differences. Unless significant difference
was taken into account, possibly with some involvement of a restatement, it may
have very serious consequences.”
b.
Kedua,
kesadaran dari perbedaan internasional menyarankan perlunya untuk menjadi
familiar dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal
lebih baik data pendapatan dalam konteks pengukuran.
“awareness of international
differences suggest the need to become familiar with generally accepted
accounting principles as a destination for foreign countries to know better
income data in the context of measurement.”
c.
Ketiga, persoalan dari sifat yang bisa
dibandingkan dan harmonisasi akuntansi yang diulas dalam konteks dari
kesempatan investasi alternatif.
“the issue of comparable properties
and the harmonization of accounting is reviewed in the context of alternative
investment opportunities. Differences that arise due to: economic growth,
inflation, political, system, education, accounting profession, tax laws, money
market, and capital.”
Perbedaan yang timbul disebabkan oleh:
1. pertumbuhan ekonomi,
2. inflasi,
3. sistem politik,
4. pendidikan,
5. profesi akuntan,
6. peraturan perpajakan,
7. pasar uang, dan
8. modal.
Dalam hal ini, Choi dan Levich
(1991) menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk menganalisa dampak dan
relevansi dari perbedaan dalam kemiripan dan ke tidak miripan lingkungan
ekonomi. Dalam lingkungan atau situasi akuntansi yang mirip, perbedaan
akuntansinya adalah ketidak logisan dan petunjuk ke arah hasil yang tidak bisa
dibandingkan. Praktik logikal menyarankan perlakuan akuntansi yang mirip/sama.
Ketika lingkungan ekonomi tidak sama, tetapi, seperti kasus investasi
internasional, perbedaan akuntansi bisa dibenarkan, khususnya dimana letak
ketidak samaan itu ada di peraturan perusahaan, peraturan pajak, sumber
keuangan, kebiasaan bisnis, kebudayaan akuntansi dan seterusnya. Di sisi lain,
perlakuan akuntansi yang mirip mungkin dibenarkan ketika beberapa faktor
memiliki beberapa kemiripan yang signifikan. Pentingnya pengertian dari faktor
lingkungan dan kebudayaan/kultural sangat diperhatikan.
Dalam sebuah survei untuk meneliti
bagaimana partisipan pasar modal merespon perbedaan akuntansi, Choi dan Levich
mencontohkan pendapat dari investor institusional, perusahaan multinasional
yang mengeluarkan sekuritas, bank dibawah sekuritas internasional, dan badan
regulatory. Hanya 48% dari seluruh responden yang diwawancarai dipengaruhi oleh
perbedaan akuntansi internasional, tetapi sepertinya 52% responden yang
mengklaim tidak terpengaruh oleh perbedaan akuntansi faktanya “coping” berbagai
macam faktor, diantaranya:
1.
mengulang akun dengan GAAP mereka sendiri,
2.
berkembangnya kapabilitas GAAP asing,
3.
menggunakan sumber informasi yang lain, dan
4.
menggunakan pendekatan investasi yang berbeda, contohnya pendekatan makro
ekonomi “top-down” atau dari atas ke bawah untuk pemilihan negara dipasangkan
dengan diversifikasi saham di negara tersebut.
Pendekatan yang mirip, yang
digunakan oleh responden lainnya yang mana keputusan investasinya sepertinya di
pengaruhi oleh perbedaan akuntansi. Hasil dari studi ini menyarankan bahwa
masalah dan biaya yang timbul dari perbedaan akuntansi internasional sangat
nyata dan perlu diinvestigasi lebih jauh lagi untuk diteliti dan diselesaikan.
Pada akhirnya, ada kebutuhan yang jelas untuk melihat perbedaan dan dampaknya
pada pengukuran pendapatan dan performa perusahaan. (Warta Warga, 2011)
B.
Menjelaskan
dan memahami bagaimana Akuntansi Internasional menjadi bidang yang luas.
Seiring dengan pasar bisnis dan keuangan
yang luas secara internasional, serta perbedaan dalam akuntansi internasional menjadi
lebih penting dari sudut pandang analisis laporan keuangan internasional. Perbedaan
akuntansi internasional membawa sejumlah masalah dari sudut pandang analisis keuangan.
Didalam akuntansi internasional terbagi menjadi tiga
bidang yang luas antara lain:
a.
The measurement (Pengukuran)
Dapat memberikan masukan mendalam
mengenai probabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangan.
Proses mengidentifikasi, mengelompokkan dan menghitung aktivtias dan transaksi,
memberikan masukan mendalam mengenai profitabilitas dan operasi.
“It can provide in-depth feedback regarding the
probability of operation of a company's financial position and power. The
process of identifying, categorizing and calculating aktivtias and
transactions, provide in-depth feedback regarding profitability and
operations.”
b.
Disclosure (Pengungkapan)
Proses dimana pengukuran akuntansi
dikomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangan dan digunakan dalam
pengambilan keputusan atau proses mengkomunikasikan kepada para pengguna.
“The process by which the measurement accounting
communicated to the users of the financial statements and is used in the
decision making process or communicate it to the user.
c.
Auditing
Proses dimana para kalangan professional akuntansi
khusus (auditor) melakukan atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses
pengukuran dan komunikasi.
“The process by which the special accounting
professional circles (the auditor) do atestasi (testing) with respect to the
reliability of the measurement process and communication.” (SAFITRI, 2012)
C.
Mengetahui
sejarah Akuntansi Internasional dan tren kebijakan sektor keungan nasional.
Sejarah
Akuntansi Internasional
Awalnya, akuntansi
dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) di
Italia pada abad ke 14 dan 15. Sistem pembukuan berpasangan (double entry
bookkeeping), dianggap awal penciptaan akuntansi. Akuntansi modern dimulai
sejak double entry accounting ditemukan dan digunakan didalam kegiatan bisnis
yaitu sistem pencatatan berganda (double entry bookkeeping) yang diperkenalkan
oleh Luca Pacioli (th 1447). Luca memperkenalkan 3 (tiga ) catatan penting yang
harus dilakukan:
a.
Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai seluruh informasi transaksi
bisnis.
b.
Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku memorandum
kemudian dicatat dalam jurnal.
c.
Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar
merupakan centre of the accounting system (Raddebaugh, 1996).
Tahun
1850-an double entry bookkeeping mencapai Kepulauan Inggris yang menyebabkan
tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik yang terorganisasi
di Skotlandia dan Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar ke
seluruh Amerika Utara dan seluruh wilayah persemakmuran Inggris.
Paruh
Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan
masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu
disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi
semakin terasa di Dunia Barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah
nasional dengan standar dan praktik nasional yang melekat erat dengan hukum
nasional dan aturan profesional.
Trend
Kebijakan Sektor Keuangan Nasional
Rapat Dewan
Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 10 Januari 2013 memutuskan untuk
mempertahankan BI Rate sebesar 5,75%. Tingkat suku bunga tersebut dinilai masih
konsisten dengan sasaran inflasi tahun 2013 dan 2014, sebesar 4,5% ± 1%.
Evaluasi menyeluruh terhadap kinerja tahun 2012 dan prospek tahun 2013-2014
menunjukkan perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang
tetap terkendali dan rendah. Kinerja tersebut tidak terlepas dari berbagai
kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas
makro dan momentum pertumbuhan ekonomi nasional di tengah perlambatan ekonomi
dunia. Fokus kebijakan Bank Indonesia saat ini diarahkan untuk mengelola
keseimbangan eksternal dan stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai kondisi
fundamentalnya. Ke depan, Bank Indonesia juga akan memperkuat bauran kebijakan
moneter dan makroprudensial serta mempererat koordinasi dengan Pemerintah untuk
mengelola permintaan domestik agar sejalan dengan upaya menjaga keseimbangan
eksternal, mencapai sasaran inflasi, dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi
nasional. Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2012 lebih rendah dari tahun
sebelumnya.
Perekonomian
Indonesia pada 2012 tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3% dan diprakirakan akan
meningkat pada 2013 dan 2014. Daya tahan perekonomian selama ini didukung oleh
stabilitas makro dan sistem keuangan yang terjaga sehingga mampu memperkuat
basis permintaan domestik. Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun
2012 masih mencatat surplus, meskipun mengalami tekanan defisit transaksi
berjalan.
Nilai tukar Rupiah pada 2012
mengalami depresiasi dengan volatilitas yang cukup rendah. Rupiah secara
point-to-point melemah 5,91% (yoy) selama tahun 2012 ke level Rp9.638 per dolar
AS. Tekanan depresiasi terutama terjadi pada triwulan II dan III tahun 2012
terkait dengan memburuknya kondisi perekonomian global, khususnya di kawasan
Eropa, yang berdampak pada penurunan arus masuk portfolio asing ke Indonesia.
Inflasi sepanjang tahun 2012 tetap terkendali pada level yang rendah dan berada
pada kisaran sasaran inflasi sebesar 4,5%±1%. Stabilitas sistem keuangan dan
fungsi intermediasi perbankan tetap terjaga dengan baik.
Kebijakan
Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik agar sejalan
dengan upaya untuk menjaga keseimbangan eksternal. Bank Indonesia akan terus
memperkuat bauran kebijakan melalui lima pilar kebijakan. Pertama, kebijakan
suku bunga akan ditempuh secara konsisten dengan prakiraan inflasi ke depan
agar tetap terjaga dalam kisaran target yang ditetapkan. Kedua, kebijakan nilai
tukar akan diarahkan untuk menjaga pergerakan Rupiah sesuai dengan kondisi
fundamentalnya. Ketiga, kebijakan makroprudensial diarahkan untuk menjaga
kestabilan sistem keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal
maupun eksternal. Keempat, penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk
mengelola ekspektasi inflasi. Kelima, penguatan koordinasi Bank Indonesia dan
Pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro, khususnya dalam
memperkuat struktur perekonomian, memperluas sumber pembiayaan ekonomi,
penguatan respons sisi penawaran, serta pemantapan Protokol Manajemen Krisis
(PMK).
D.
Memahami
peran akuntansi dalam bidang usaha dan pasar modal global.
Dalam era globalisasi, dunia usaha
dan masyarakat telah menjadi semakin kompleks sehingga menuntut adanya
perkembangan berbagai disiplin ilmu termasuk Akuntansi. Akuntansi memegang
peranan penting dalam ekonomi dan sosial karena setiap pengambilan keputusan
yang bersifat keuangan harus berdasarkan informasi akuntansi. Keadaan ini
menjadikan akuntansi sebagai suatu profesi yang sangat dibutuhkan keberadaanya
dalam lingkungan organisasi bisnis.
Perkembangan dunia usaha semakin
lama semakin cepat dan sangat bervariasi. Bidang-bidang yang dahulu tidak di
bayangkan sebagai sektor usaha sekarang menjadi sektor besar. Perkembangan
profesi akuntansi terasa lebih meninggi setelah tahun 1985, Bebarengan dengan
BEJ. Bunga Bank yang tinggi mendorong orang mencari alternatif untuk memenuhi
kebutuhan permodalannya, persaingan antar perusahaan semakin meningkat dengan
dibarengi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia.
Dalam menghadapi itu semua para pengelola perusahaan sangat membutuhkan
informasi akuntansi dalam rangka pengambilan keputusan.
Akuntansi mengalami perkembangan
yang sangat pesat seiring dengan tumbuh dan berkembangnya bisnis surat-surat
berharga khususnya bisnis saham di pasar modal. Masyarakat Amerika sudah
mengenal bisnis tersebut sejak tahun 1900 (Belkaoui, 2007). Dalam bertransaksi,
baik para investor maupun calon investor telah menggunakan informasi keuangan
perusahaan sebagai salah satu pedoman dalam membuat prediksi-prediksi dan untuk
mengambil keputusan bisnis, yaitu investasi dalam surat-surat berharga,
khususnya dalam saham. Perkembangan positif yang terjadi terhadap bisnis saham
di pasar modal Amerika juga menunjukkan bahwa kebutuhan perusahaan akan modal
juga meningkat seirama dengan perkembangan pasar. Perkembangan ini sekaligus
menunjukkan bahwa pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu
negara khususnya Amerika pada era tersebut. Di samping itu, juga berarti bahwa
kebutuhan dan peran informasi akuntansi menjadi semakin penting.
Menurut Choi dan Muller (1998; 1)
Bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional
kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu (1) faktor lingkungan,
(2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan (3) Internasionalisasi dari
profesi akuntansi. Ketiga faktor tersebut dalam perjalanan/perkembangan
akuntansi sangat berperan dan menentukan arah dari teori akuntansi yang selama
bertahun-tahun dan dekade banyak para ahli mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk
mengembangkan teori akuntansi dan ternyata mengalami kegagalan dan hal tersebut
menyebabkan terjadinya evolusi dari ”theorizing” ke “Conceptualizing”.
Sejumlah faktor lingkungan yang
diyakini memiliki pengaruh langsung terhadap pengembangan akuntansi, antara
lain :
1. Sistem Hukum
Kodifikasi standar-standar dan
prosedur-prosedur akuntansi kelihatannya alami dan cocok dalam negara-negara
yang menganut code law. Sebaliknya, pembentukan kebijakan akuntansi yang non
legalistis oleh organisasi-organisasi professional yang berkecimpung dalam
sektor swasta lebih sesuai dengan sistem yang berlaku di negara-negara hukum
umum (common law). Dalam hukum perang atau situasi darurat nasonal lainnya,
semua aspek fungsi akuntansi mungkin diatur oleh sejumlah pengadilan atau badan
pemerintah pusat. Contohnya adalah dalam masa Nazi Jerman, ketika
persiapan-persiapan perang yang intensif dan kemudian pada saat PD II
memerlukan sistem akuntansi nasional yang sangat seragam untuk mengontrol semua
aktivitas ekonomi nasional secara total.
2. Sistem Politik
Sistem politik yang ada pada suatu
negara pun ikut mewarnai akuntansi, karena sistem politik tersebut “mengimpor”
dan “mengekspor” standar-standar dan prktik-prakti akuntansi. Sebagai contoh,
akuntansi Inggris yang ada semasa pergantian Abad 20, “diekspor” ke
negara-negara persemakmuran. Belanda melakukan hal yang sama ke filipina dan
Indonesia, Perancis ke negara-negara jajahannya di Asia da Afrika. Jerman
menggunakan simpati politik untuk mempengaruhi, antara lain, akuntansi di
Jepang dan Swedia.
3. Sifat
Kepemilikan Bisnis
Kepemilikan publik yang besar atas
saham-saham perusahaan menyiratkan prinsip-prinsip pelaporan dan pengungkapan
akuntansi keuangan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang
kepemilikannya didominasi oleh keluarga atau bank. Misalnya, kepemilikan publik
yang sangat tinggi atas saham-saham korporasi di AS telah menghasilkan apa yang
dinamakan Sunshine accounting standards of wide open disclosure, sedangkan
ketidakhadiran partisipasi publik dalam kepemilikan saham perusahaan di
Perancis telah membatasi komunikasi keuangan yang efektif hanya ke saluran
komunikasi ”insider” saja. Kepemilikan Bank yang tinggi di Jerman juga
menghasilkan respon akuntansi yang berbeda. Di AS, AICPA membuat rekomendasi
khusus bagi standar dan praktik akuntansi keuangan tertentu yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan non publik yang lebih kecil.
4. Perbedaan Besaran dan Kompleksitas
Perusahaan-Perusahaan Bisnis
Dikotomi yang terjadi antara
perusahaan besar dan kecil terus berlanjut, mulai dari masalah asuransi, hingga
keseluruh hirarki perusahaan induk-anak, termasuk masalah kompleksitas.
Perusahaan konglomerasi besar yang beroperasi dalam lini bisnis yang sangat
beragam membutuhkan teknik-teknik pelaporan keuangan yang berbeda dengan
perusahaan kecil yang menghasilkan produk tunggal. Perusahaan-perusahaan
multinasional juga membuthkan sistem akuntansi yang berbeda dengan sistem
akuntansi perusahaan-perusahaan domestik.
5. Iklim Sosial
Iklim sosial turut memberikan
sumbangan dalam pengembangan akuntansi diberbagai belahan dunia. Di Perancis,
mengarah pada pelaporan tanggungjawab sosial, sebaliknya di Swiss masih sangat
konservatif sehingga perusahaan-perusahaan besar swiss melaporkan kondisi
keuangannya yang relatif ringkas. Orang Italia masih sangat berorientasi pada
pajak, bahkan di beberapa negara Amerika bagian Timur dan Selatan, akuntansi
sama dengan pembukuan dan dianggap tidak cocok secara sosial.
6. Tingkat Kompetensi Manajemen Bisnis Dan Komunitas
Keuangan
Kompetensi atau kemampuan manajemen
bisnis dan pengguna dari output akuntansi akan sangat menentukan perkembangan
akuntansi. Karena secanggih dan sehebat apapun output akuntansi, jika manajemen
bisnis dan para pengguna tidak dapat membaca, mengartikan, dan memahaminya hal
tersebut tidak akan ada gunanya.
7. Tingkat Campur Tangan Bisnis Legislatif
Regulasi mengenai perpajakan mungkin
memerlukan prinsip-prinsip akuntansi tertentu. Seperti di Swedia, dimana
kelonggaran pajak tertentu harus dibukukan secara akuntansi sebelum bisa
diklaim bagi tujuan pajak; ini juga merupakan situasi bagi penilaian persediaan
metode LIFO di AS. Hukum-hukum perlindungan sosial yang beragam juga
mempengaruhi standar-standar akuntansi. Contohnya adalah kewajiban membayar
pesangon dio beberapa negara Amerika Selatan.
8. Ada Legislasi Akuntansi tertentu
Dalam beberapa kasus, terdapat
peraturan legislative khusus untuk aturan-aturan dan teknik-teknik akuntansi
tertentu. Di AS, SEC menentukan standar-standar pengungkapan dan akuntansi bagi
perusahaan-perusahaan besar, dengan mengacu pada FASB.
9. Kecepatan Inovasi Bisnis
Semula, kegiatan merger dan akuisisi
tidak diperhitungkan secara akuntansi, namun karena penggabungan bisnis yang
begitu popular di erofa memaksa akuntansi turut berkembang untuk memenuhi
kebutuhan dari mereka yang berkepentingan.
10. Tahap pembangunan Ekonomi
Negara yang masih mengandalkan
ekonomi pertanian membuthkan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda dengan
negara industri maju. Di negara pertanian, tingkat ketergantungan pada kredit
dan kontrak bisnis jangka panjang mungkin masih kecil. Sehingga akuntansi
akrual yang canggih tidak berguna dan yang dibutuhkan adalah akuntansi kas
sederhana.
11. Pola Pertumbuhan Ekonomi
Kondisi perekonomian yang stabil
mendorong peningkatan persaingan memperebutkan pasar-pasar yang ada sehingga
memerlukan suatu pola akuntansi yang stabil dan akan jauh berbeda pada negara
yang kondisinya sedang mengalami perang berkepanjangan.
12. Status Pendidikan dan Organisasi Profesional
Karena ketiadaan profesionalisme
akuntansi yang terorganisir dan sumber otoritas akuntansi local suatu negara,
standar-standar dari area lain atau negara lain mungkin digunakan untuk mengisi
kekosongan tersebut. Adaptasi faktor-faktor akuntansi dari Inggris merupakan
pengaruh lingkungan yang signifikan dalam akuntansi dunia sampai akhir PD II.
Sejak saat itu, proses adaptasi internasional beralih ke sumber-sumber dari AS.
Pengembangan akuntansi, baik yang berasal dari negara itu sendiri atau yang
diadaptasi dari negara-negara lain, tidak akan sukses kecuali jika
kondisi-kondisi lingkungan seperti yang terdapat dalam daftar diatas
dipertimbangkan secara penuh. (Amel, 2011)
Sumber :
Amel. (2011, Novenber 22). amel151010.
Retrieved Maret 9, 2013, from PERAN TEORI AKUNTANSI DALAM EKONOMI GLOBAL : http://amel151010.blogspot.com/2011/11/peran-teori-akuntansi-dalam-
ekonomi.html?zx=28af1256305fbf9c
Darise, R. (2010, Oktober 28). Akuntansi
adalah Logika bukalah Logikamu saat belajar akuntansi. Retrieved Maret 9,
2013, from PERBEDAAN AKUNTANSI
INTERNASIONAL DAN ANALISIS PERNYATAAN
KEUANGAN:
http://rahasiaakuntansi.blogspot.com/2010/10/perbedaan-akuntansi-internasional-
dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar